Persma Universitas Asahan - Gelaran pemilihan Bupati Asahan Periode 2020-2025 akan berlangsung pada tahun 2020 mendatang. Sudah menjadi rahasia umum dimana setiap pesta demokrasi, kampus tidak terlepas dari sasaran target suara yaitu mahasiswa dan keluarganya.
Menyikapi hal tersebut Ketua Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Asahan Dicky Erianda Saragi berharap, suasana kampus jangan dikotori dengan kepentingan politik, seperti berkampanye di dalam kampus-kampus yang ada di Asahan dengan modus hadir sebagai tamu undangan kegiatan.
Dicky Erianda Saragi (tengah) |
"Biarlah kami mahasiswa ini sebagai agen kontrol sosial, jangan kotori kampus dengan kepentingan politik, silahkan berkampanye di luar kampus," kata Dicky Erianda Saragi, yang sering di sapa dengan panggilan Nanda, Kamis (8/8/2019) siang.
Ia mengatakan, terutama dalam memberikan iming-iming berupa janji kepada mahasiswa yaitu penegerian kampus dan janji pembangunan fasilitas lainnya. Hal tersebut menurut Nanda pasti akan diucapkan jika kampanye berlangsung di Kampus-Kampus.
"Pihak yayasan pun harus profesional, jangan ambil kepentingan suara di Kampus, atau jangan ada kong kali kong di Area Pendidikan, ini dapat merusak generasi prestasi," pinta Nanda.
Lebih lanjut Nanda mengimbau agar mahasiswa menentukan dengan sendirinya pilihan politik dan berperan untuk meningkatkan prestasi dan kualitas.
Menurutnya, jika peran mahasiswa dirusak hanya karena kepentingan politik, maka tidak ada kata menyerah untuk melawan kebodohan tersebut.
"Mungkin kami akan gelar aksi unjuk rasa jika terjadi kampanye pemilihan Bupati Asahan di ranah Kampus, karena disini tempatnya untuk Pendidikan tinggi yang lebih baik," tutup Nanda. (PM11)