Persma Grahita UNA - Aksi Demonstrasi Mahasiswa di beberapa wilayah dilaporkan ricuh. Di Jakarta, dilaporkan mahasiswa berhasil menembus gerbang dan mengepung Gedung DPR/MPR pada Selasa (24/9/2019). Aksi beruntun ini dipicu oleh rencana pemerintah untuk merevisi beberapa Undang-Undang yang dinilai tidak Pro terhadap rakyat.
Viralnya statement Ketua BEM UI Manik Marganamahendra didampingi perwakilan mahasiswa mengatakan DPR sebagai Dewan Penghianat Rakyat tepat di Ruang Paripurna DPR RI dan laporan aksi Mahasiswa Makassar yang terlibat kejar-kejaran dengan petugas hingga ke rumah ibadah, berhasil menuai simpati dari banyak pihak.
Lebih lanjut, di hari yang sama, Aksi Mahasiswa di Medan dilaporkan berakhir ricuh. Aksi tersebut dituding ditunggangi oleh DPO Teroris.
Seperti dilansir Beritasatu.com, Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto menegaskan, Aksi Mahasiswa di depan Gedung DPRD Sumut diduga ditunggangi DPO Kasus Terorisme berinisial RSL.
Meski RSL dan 53 orang lainnya telah diamankan saat kerusuhan aksi tersebut, Irjen Pol Agus Andrianto mengingatkan mahasiswa agar lebih berhati-hati ketika menyampaikan aspirasi saat melakukan demo. Sebab berpotensi ditunggangi pihak tertentu yang menginginkan kerusuhan.
Terpisah, menyusul Aksi Mahasiswa yang berlangsung di beberapa kota, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Asahan yang dipimpin Presiden Mahasiswa M Nur Hidayat Manurung membenarkan akan menggelar aksi serupa di depan Gedung DPRD Asahan.
"Kita ikut turun. Besok briefing terakhir sebelum aksi jam 9 pagi", ujar Presma M Nur melalui pesan WhatsApp pada Rabu (25/9/2019) dini hari.
Dalam flyer yang beredar, BEM UNA mengajak Mahasiswa untuk melaksanakan kuliah di Gedung DPRD Kabupaten Asahan.
BEM UNA menegaskan menolak segala bentuk pelemahan KPK, menolak RUU KPK, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Minerba, RUU Pemasyarakatan, mendesak pemerintah menyelesaikan persoalan Papua, dan mengecam tindakan refresif aparat terhadap mahasiswa. (PM01)