Mahasiswa menggelar aksi demo di depan kantor DPRD Asahan, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (15/3/2022). Aksi yang dilakukan bertepatan dengan rapat paripurna bersama forkopimda dalam rangka ulang tahun Kabupaten Asahan ke-76. Mereka meminta agar pembatalan renovasi rumah dinas Bupati Asahan senilai Rp 2,2 miliar.
Massa sempat memaksa masuk untuk bertemu dengan Bupati Asahan, namun mendapat penghadangan dari Satpol PP.
"Kami ingin bertemu dengan bapak Bupati. Kami hanya ingin menanyakan terkait anggaran tersebut untuk dibatalkan," kata koordinator aksi Yogi Rahman Ginting.
Mereka mengaku sudah sembilan kali menggelar aksi soal anggaran rehab rumah dinas itu. Namun demikian, tidak sekalipun mereka bertemu dengan Bupati Asahan. Massa memblokade ruas jalan lintas Sumatera. Hal itu mengakibatkan terjadinya kemacetan yang cukup panjang.
"Kami hanya meminta masuk untuk bertemu Pak Bupati," katanya.
Yogi menilai, jika anggaran rehab rumah dinas tidak diubah, maka Bupati Asahan merupakan sosok pemimpin yang tidak memikirkan kepentingan masyarakat.
Massa aksi juga mengumpulkan uang koin dalam satu toples. Pengumpulan itu untuk membantu biaya rehab rumah dinas Bupati Asahan.
"Bapak Bupati Asahan hanya memikirkan dirinya sendiri untuk membangun istananya Rp 2,2 miliar," katanya.
"Kami membawakan uang koin untuk membantu bapak membangun istana," tutupnya. Suara.com