Persmahasiswa.com - Puluhan anggota Gerakan Mahasiswa dan Pemuda (GMP) Kabupaten Asahan menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMDesa) Kabupaten Asahan Senin pagi (10/6/2024). Mereka memprotes kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diduga hanya untuk kepentingan pribadi.
Demonstran mengatakan, sejak awal tahun 2024, kegiatan Bimtek untuk Kepala Desa se-Kabupaten Asahan sudah dilaksanakan tujuh kali di luar kota. Namun, tidak ada perubahan signifikan yang terlihat di desa-desa tersebut. Aksi ini menyoroti dugaan pemborosan Anggaran Dana Desa untuk kegiatan Bimtek yang tidak berdampak nyata.
Syaiful Amri, Koordinator Lapangan GMP, dalam orasinya menyatakan bahwa Anggaran Dana Desa seharusnya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat desa.
"Kami sangat kecewa dengan Dinas PMDesa Kabupaten Asahan yang kami anggap tidak mampu mengelola Anggaran Dana Desa dengan baik," ujarnya.
Menurut Syaiful, sejak awal 2024, enam kali Bimtek dilaksanakan di Medan dengan anggaran 5-10 juta rupiah per kegiatan, dan satu kali di Yogyakarta dengan anggaran 15-20 juta rupiah.
"Kegiatan Bimtek sebanyak tujuh kali ini terkesan hanya menghamburkan Anggaran Dana Desa," tambahnya.
Saat aksi berlangsung, Fahmi, Kepala Bidang Ekonomi PMDesa Kabupaten Asahan, keluar untuk menemui demonstran. Namun, ia tidak menjawab langsung pertanyaan terkait Bimtek yang dianggap sebagai pemborosan.
"Aspirasi teman-teman mahasiswa akan saya sampaikan kepada Kepala Dinas. Namun, untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, itu bukan ranah saya," ujar Fahmi.
Kekecewaan mendalam juga disampaikan oleh para demonstran terhadap Kepala Dinas PMDesa yang dianggap tidak peduli terhadap tuntutan mereka. Syaiful menegaskan bahwa aksi unjuk rasa akan terus berlanjut hingga tuntutan mereka untuk mencopot Kepala Dinas PMDesa Kabupaten Asahan terealisasi, bahkan hingga ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.
"Kami siap berjuang sampai ke KPK," pungkasnya.